Makna Lagu Beauty and the Beast – Celine Dion & Peabo Bryson. Pada 11 Oktober 2025, lagu “Beauty and the Beast” yang dibawakan Celine Dion dan Peabo Bryson kembali mencuri perhatian, seiring rilis cover segar di acara vokal nasional yang memicu gelombang nostalgia di media sosial. Hampir 34 tahun sejak debutnya dalam film animasi 1991, lagu ini—dengan lebih dari 1 miliar streaming global—tetap jadi simbol romansa abadi, terutama di tengah diskusi tentang lagu duet romantis untuk 2025. Di era di mana hubungan sering terasa rumit, pesannya tentang cinta yang tumbuh dari kedalaman hati terasa lebih menyentuh, memicu berbagi cerita pribadi tentang transformasi emosional. Artikel ini menyelami makna intinya, rahasia ketahanannya, serta dampak gandanya, mengapa ia terus jadi pilihan utama untuk momen-momen magis. BERITA BOLA
Makna Lagu Ini: Makna Lagu Beauty and the Beast – Celine Dion & Peabo Bryson
“Beauty and the Beast” pada esensinya adalah perayaan cinta yang tak terduga, di mana kecantikan sejati lahir dari penerimaan diri dan pasangan apa adanya. Liriknya, yang dimulai dengan “Tale as old as time, true as it can be,” melambangkan cerita universal tentang transformasi: dari penampilan luar yang menipu ke ikatan batin yang mendalam. Bagian duet menekankan harmoni dua suara—”Certain as the sun rising from the sea”—menyiratkan kepastian cinta yang melampaui waktu dan rintangan, seperti bagaimana narator melihat keindahan di balik “beast” yang tersembunyi.
Pencipta lagu membayangkannya sebagai balada romantis yang sederhana tapi kuat, mencerminkan tema film tentang mengatasi prasangka dan menemukan kebaikan dalam yang tampak mengerikan. Ini bukan sekadar lagu cinta; ia metafor tentang pertumbuhan pribadi, di mana “beauty” dan “beast” mewakili sisi gelap dan terang dalam diri kita, yang bersatu menciptakan keseluruhan sempurna. Bagi pendengar, maknanya meluas ke perjuangan nyata: dari menerima pasangan dengan kekurangan hingga self-love di tengah tekanan sosial. Di 2025, dengan interpretasi segar di cover baru, lagu ini ingatkan bahwa cinta sejati sering dimulai dari cerita lama yang kita ceritakan ulang.
Alasan Lagu Ini Bisa Populer: Makna Lagu Beauty and the Beast – Celine Dion & Peabo Bryson
Popularitas “Beauty and the Beast” lahir dari kolaborasi brilian antara vokal ikonik dan timing sempurna di era Disney Renaissance. Dirilis sebagai single Maret 1992, lagu ini langsung capai nomor 1 di Billboard Hot 100, terjual jutaan kopi, dan jadi lagu animasi Disney pertama yang raih prestasi itu. Duet Celine Dion—dengan nada tinggi yang emosional—dan Peabo Bryson yang hangat ciptakan harmoni tak tertandingi, membuatnya ideal untuk radio dan acara romantis, sementara melodi Alan Menken yang klasik beri nuansa Broadway yang mudah dihafal.
Faktor kunci lain adalah integrasinya dengan film: adegan dansa ballroom yang ikonik tambah lapisan visual magis, resonan dengan penonton yang haus cerita cinta pasca-Perang Dingin. Ia memenangkan Oscar dan Grammy untuk lagu orisinal terbaik, serta bantu Celine Dion loncat ke ketenaran global. Hingga 2025, popularitasnya bertahan lewat adaptasi live-action 2017—termasuk versi duet baru—dan lonjakan streaming 25% sejak rilis cover terbaru. Di platform seperti YouTube, analisis vokal soroti bagaimana satu refrain ceritakan seluruh romansa, buat lagu ini tak hanya hit, tapi warisan budaya yang timeless.
Sisi Positif dan Negatif dari Lagu Ini
Sisi positif “Beauty and the Beast” luar biasa: ia jadi sumber inspirasi romansa, mendorong penerimaan dan transformasi melalui lirik uplifting tentang “ever just the same.” Lagu ini ajarkan nilai cinta tanpa syarat, berguna untuk pasangan navigasi tantangan—sebuah anthem yang tingkatkan koneksi emosional, seperti dalam sesi terapi hubungan. Dalam konteks budaya, ia perkuat narasi Disney tentang inner beauty, bantu jutaan rasakan harapan di tengah stereotip penampilan, dan bahkan diinterpretasikan sebagai metafor self-acceptance yang empowering. Dampaknya nyata: dari playlist pernikahan hingga kampanye body positivity, lagu ini ciptakan rasa aman di tengah keraguan, seperti bagaimana ia selamatkan karir Celine dari momen pribadi sulit.
Namun, ada sisi negatif yang muncul dari idealisme naratifnya. Beberapa kritikus sebut lagu ini terlalu romantis, abaikan realitas hubungan toksik di mana “beast” tak berubah, potensial ciptakan ekspektasi tidak realistis bagi pendengar muda. Selain itu, elemen “tale as old as time” bisa dianggap klise, kurangi kedalaman dengan mengandalkan trope dongeng daripada nuansa modern, yang kadang picu perdebatan tentang glorifikasi penderitaan demi cinta. Di era sensitif 2025, overexposure pasca-adaptasi buatnya terasa dated bagi sebagian, sementara fakta bahwa Celine hampir tolak karena alasan pribadi soroti tekanan emosional di balik glamour. Meski begitu, positifnya dominan, asal dengar dengan perspektif kritis.
Kesimpulan
“Beauty and the Beast” milik Celine Dion dan Peabo Bryson tetap bersinar di 2025, dengan makna transformasi cinta yang mendalam, popularitas dari chart dan awards ikonik, serta dampak ganda yang penuh pelajaran. Saat dunia dorong kita lihat di balik permukaan, lagu ini jawab: keindahan ada di cerita bersama. Ia bukan sekadar duet; ia undangan hidup: peluk yang tak sempurna, dan biarkan waktu ceritakan dongengmu. Dengan cover baru dan nostalgia abadi, pesannya sederhana tapi kuat: cinta sejati tak berubah, ia tumbuh. Lagu ini bukti kekuatan musik: satu balada bisa ubah beast menjadi prince di hati kita selamanya.