Makna Lagu Shirt – SZA. “Shirt” resmi rilis Oktober 2021 setelah bertahun-tahun jadi lagu “misterius” yang bocor di internet sejak 2017. Begitu keluar, langsung meledak: nomor satu di beberapa negara, 2× platinum dalam hitungan bulan, dan sampai 2025 masih jadi salah satu lagu SZA yang paling sering diputar di klub maupun playlist malam. Di balik beat dark R&B yang sensual dan vokal SZA yang berbisik, lagu ini sebenarnya penuh obsesi, ketakutan ditinggal, dan hasrat yang nggak sehat. Judulnya simpel, tapi maknanya dalam: baju jadi simbol sisa terakhir dari seseorang yang sudah pergi.  REVIEW KOMIK

Latar Belakang: Obsesi yang Terlalu Nyata: Makna Lagu Shirt – SZA

SZA pernah cerita bahwa “Shirt” ditulis di masa paling gelapnya: setelah putus, tapi masih terjebak pikiran tentang mantan. Ia bilang, “Aku bener-bener cuma punya bajunya, dan aku takut kalau baju itu ilang, aku beneran kehilangan dia selamanya.” Lagu ini diproduksi Darkchild dan Freaky Rob, dengan sample drum khas tahun 2000-an yang bikin terasa nostalgic sekaligus mencekam. Awalnya cuma demo, tapi begitu bocor, fans terus minta rilis resmi sampai akhirnya SZA menyerah. Video musiknya yang berdarah-darah (SZA jadi pembunuh bayaran bareng Lakeith Stanfield) jadi konfirmasi: lagu ini bukan cuma tentang cinta, tapi tentang cinta yang sudah berubah jadi kegilaan.

Analisis Lirik: Rasa Takut dan Hasrat yang Bercampur

Liriknya langsung menusuk: “Kiss me dangerous / Been a while since I tasted danger.” SZA akui ia kangen rasa bahaya dari hubungan itu. Chorus jadi bagian paling ikonik: “Bloodstain on my shirt / New bitch on your nerves / Tryna be the one that’s hurt / In your bloodstained shirt.” Di sini “bloodstain” bukan cuma darah fisik, tapi juga bekas emosi yang nggak bisa dibersihkan. Ia tahu ada perempuan baru, tapi malah ingin jadi yang paling menyakitkan di hidup mantan itu. Verse kedua lebih gelap: “Feeling insecure / Love on your body like a drug / You know I love to rush.” SZA akui ketergantungan pada rasa insecure itu sendiri, karena itu satu-satunya yang bikin ia masih merasa terhubung. Bridge “You still got my shirt, keep it on you” jadi puncak obsesi: baju jadi jangkar terakhir, bukti bahwa ia pernah ada di hidup orang itu.

Dampak Budaya dan Relevansi di 2025

Sampai 2025, “Shirt” masih jadi lagu wajib di setiap set SZA, terutama di tur Grand National di mana ia bawakan dengan kostum putih penuh noda darah palsu. Lagu ini juga jadi inspirasi tren fashion “bloodstained shirt” di runway dan street style. Di TikTok, sound-nya dipakai jutaan kali untuk video “toxic ex energy” atau “still wearing his shirt after years”. Kritikus sering bilang “Shirt” adalah versi dewasa dari “The Weekend”: kalau dulu SZA santai bagi pria, sekarang ia sudah nggak mau bagi lagi, tapi juga nggak bisa lepas. Lagu ini jadi anthem bagi siapa saja yang tahu hubungan mereka beracun, tapi tetap memilih bertahan di dalamnya karena rasa sakitnya terlalu enak.

Kesimpulan

“Shirt” bukan lagu cinta biasa. Ini lagu tentang mencintai seseorang sampai titik di mana rasa sakit jadi candu, dan satu-satunya yang tersisa cuma baju berlumur darah. SZA berhasil ubah obsesi paling gelap jadi sesuatu yang terdengar seksi dan relatable. Di 2025, lagu ini tetap jadi pengingat bahwa terkadang kita nggak takut ditinggal, kita takut lupa rasanya dicintai orang itu. Dengarkan lagi, dan kamu akan sadar: noda di baju itu bukan cuma darah, tapi kenangan yang terlalu dalam untuk dibuang. Itulah kenapa “Shirt” masih terasa begitu hidup, karena kita semua pernah punya baju yang nggak pernah benar-benar kita cuci.

BACA SELENGKAPNYA DI…